Minggu, 29 April 2012

Hidayat Bertekad Hidupkan 36 Situ Penampung Air
Bakal calon gubernur Hidayat Nur Wahid, saat berkunjung ke newsroom Kompas.com, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/4/2012). Hidayat Nur Wahid bersama Didik Rachbini diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur oleh Partai Keadilan Sejahtera untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. 

JAKARTA - Bakal calon gubernur DKI Jakarta Hidayat Nurwahid bertekad menghidupkan kembali 36 situ yang "menganggur" di Jakarta dan sekitarnya sebagai penampung air hujan atau banjir kiriman.

"Dengan (menghidupan situ) itu, kita bisa punya cadangan air baku sekaligus mengatasi banjir, dan membuka pusat rekreasi warga. Semua pihak, seperti pemda di Jabodetabek sama-sama diuntungkan," kata Koordinator Relawan Hidayat, Dr Zulkieflimansyah di Jakarta, Minggu (29/4/12).

Ia menjelaskan, pernyataan Hidayat itu disampaikan saat bertemu pengusaha muda Sandiaga S Uno, pendiri Saratoga Investama dalam Grup Recapital, akhir pekan ini. Sandiaga menjelaskan bahwa grup usahannya bergerak di berbagai bidang, seperti perbankan (Bank Pundi), pertambangan (Adaro), transportasi (Mandala), termasuk penyediaan air bersih (Aetra).

"Jakarta butuh water management yang komprehensif, jika tak mau kebanjiran atau kelangkaan air bersih," kata Sandi yang bersama kawan SMA-nya Rosan Roeslani dan Ridwan Zachrie mendirikan Saratoga Investama.

Sejak berdiri di masa krisis 1998 sampai saat ini Grup Recapital telah mempekerjakan 25 ribu karyawan. "Kami pengusaha tidak berpolitik, tapi kangen dengan solusi untuk berbagai persoalan ibu kota," katanya.

Menurut Hidayat, Jakarta tidak hanya Ibukota RI, tapi juga pusat kantor Sekjen ASEAN. Karena itu, kata dia, Jakarta harus lebih baik dari ibu kota negara-negara ASEAN semisal Singapura, Kuala Lumpur, atau Bangkok, dan jangan sampai dipersepsikan sama dengan Phnom Phenh, Kamboja atau Vien Thien, Vietnam.

"Dalam hal kemajuan ekonomi dan pengembangan seni-budaya, potensi Jakarta sangat besar, masa kita terjebak pada masalah klasik banjir dan macet saja. Kita akan benahi birokrasi dan optimalkan partisipasi warga dalam beragam progam padat karya untuk menekan pengangguran," kata Hidayat, yang pada Pilkada DKI Jakarta 2012 berpasangan dengan kader PAN Didik J Rachbini, di mana pasangan itu diusung Partai Keadilan Sejahtera.

Hidayat juga menceritakan pengalamannya saat menjabat Ketua MPR, ketika menuntaskan kasus tukar guling gedung milik MPR di Bandung berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jabar.

"Kasus itu terkatung-katung selama 30 tahun. Kita bisa selesaikan dalam waktu dua bulan, jika koordinasi bagus," katanya menegaskan.

Untuk itu, kata dia, perlu terobosan mengatasi kemacetan lalu lintas yang menimbulkan kerugian sangat besar, di mana menurut lembaga pemantau kebijakan publik, hingga Rp 43 triliun. "Kerugian akibat macet lebih besar dari pada APBD DKI, akibat pemborosan energi dan kesempatan bisnis yang hilang," katanya.

Atas penjelasan-penjelasan tersebut, Sandiaga berkomentar spontan dengan menyebut Hidayat sebagai "sudah seperti gubernur in acting".